NUNUKAN – Wakil Ketua Komisi II DPRD Nunukan, Tri Wahyuni, menunjukkan komitmennya dalam mendorong pertumbuhan ekonomi masyarakat, khususnya pelaku Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM).
Melalui komunitas binaannya, Pemuda Bekerja, Tri Wahyuni menggelar kegiatan bertajuk Workshop Content Creator dan Bazar UMKM, yang berlangsung meriah dan inspiratif di History Coffee Nunukan, Minggu (04/05/2025), siang.
Menurut Tri Wahyuni, dengan mengusung tema “Optimalisasi Media Sosial untuk Meningkatkan Pengembangan Konten Kreator UMKM Kabupaten Nunukan”, workshop ini menjadi wadah edukasi bagi pelaku UMKM untuk lebih memahami cara memanfaatkan media sosial dalam promosi produk.
“Ada sebanyak 50 peserta hadir dari berbagai wilayah, seperti Pulau Sebatik, Kecamatan Sebuku, Pulau Nunukan, hingga Kecamatan Lumbis,” kata Tri Wahyuni kepada MataKaltara.com.
Wanita dengan sapaan akrabnya Yuyun itu mengungkapkan, selama ini banyak pelaku UMKM mengeluhkan sulitnya bersaing secara digital, terutama karena merasa minder dengan jumlah pengikut yang sedikit di media sosial.
“Padahal bukan soal followers-nya, tapi kontennya menarik atau tidak. Itu yang menentukan,” ujarnya.
Yuyun mengaku, dalam workshop ini, peserta tidak hanya belajar teori, tapi juga langsung praktik membuat konten pemasaran digital.
Mereka didampingi dua konten kreator berpengalaman dari Kota Makassar. Tujuannya agar para pelaku UMKM lebih percaya diri dan mandiri dalam mengelola sosial media usaha mereka.
Tak hanya pelatihan, komunitas Pemuda Bekerja juga menggelar Bazar UMKM, yang menghadirkan produk makanan ringan hingga fashion.
Uniknya, Yuyun membuka peluang bagi masyarakat untuk menjual pakaian bekas layak pakai melalui stand khusus yang disediakan secara gratis.
“Daripada dibuang, lebih baik dijual. Kami hanya siapkan tempat dan bantu penjagaannya tanpa pungutan apa pun,” tuturnya.
Kegiatan ini sepenuhnya digratiskan, sebagai bentuk dukungan nyata terhadap ekonomi rakyat kecil.
Tri Wahyuni juga menyoroti perlunya peran aktif pemerintah daerah dalam memfasilitasi UMKM.
Ia mencontohkan produk kerajinan tangan berupa tas rotan dari Kecamatan Sebuku yang kesulitan dipasarkan, sehingga pelaku usaha hanya bisa menjual rotan mentah ke luar daerah.
“Pelaku usaha kerajinan tangan berupa tas rotan di Sebuku, justru jual bahan mentah rotan ke Kabupaten Malinau. Andaikan mereka punya wadah untuk menjual di Nunukan, justru menambah Pendapatan Asli Daerah (PAD) kita. Kalau ada pendampingan dan event promosi rutin, produk kita bisa jadi andalan,” ungkapnya.
Yuyun berharap pemerintah daerah tidak sekadar melepas pelaku UMKM berjalan sendiri, tapi turut menyediakan wadah dan ruang promosi yang berkelanjutan.
“UMKM di Nunukan punya potensi besar, tinggal kita bantu dorong,” ungkapnya.